Rabu, 14 Mei 2014

Ksatria, Puteri, & Bintang Jatuh

Kesatria jatuh cinta pada putri bungsu dari kerajaan bidadari.
Sang putri naik ke langit.
Kesatria kebingungan.
Kesatria pintar naik kuda dan bermain pedang, tapi tidak tahu caranya terbang.
Kesatria keluar dari kastel untuk belajar terbang pada kupu-kupu.
Tetapi,kupu-kupu hanya bisa menempatkannya di pucuk pohon.
Kesatria lalu belajar pada burung gereja.
Burung gereja hanya mampu mengajarinya sampai ke atas menara.
Kesatria kemudian berguru pada burung elang.
Burung elang hanya mampu membawanya ke puncak gunung.
Tak ada unggas bersayap yang mampu terbang lebih tinggi lagi.
Kesatria sedih, tapi tak putus asa.
Kesatria memohon pada angin.
Angin mengajarinya berkeliling mengitari bumi, lebih tinggi dari gunung dan awan.
Namun, sang putri masih jauh di awang-awang, dan tak ada angin yang mampu menusuk langit.
Kesatria sedih dan kali ini ia putus asa.
Sampai suatu malam,ada bintang jatuh yang berhenti mendengar tangis dukanya.
Ia menawari kesatria untuk mampu melesat secepat cahaya.
Melesat lebih cepat dari kilat dan setinggi sejuta langit dijadikan satu.
Namun, kalau kesatria tak mampu mendarat tepat di putrinya, ia akan mati.
Hancur dalam kecepatan yang membahayakan, menjadi serbuk yang membedaki langit, dan tamat.
Kesatria setuju. Ia relakan seluruh kepercayaannya pada bintang jatuh menjadi sebuah nyawa.
Dan, ia relakan nyawa itu bergantung hanya pada serpih detik yang mematikan.
Bintang jatuh menggenggam tangannya. "Inilah perjalanan sebuah cinta sejati," ia berbisik, "tutuplah matamu,ksatria. Katakan untuk berhenti begitu hatimu merasakan keberadaannya."
Melesatlah mereka berdua. Dingin yang tak terhingga serasa merobek hati kesatria mungil, tapi hangat jiwanya diterangi rasa cinta.
Dan,ia merasakannya. "Berhenti!"
Bintang jatuh melongok ke bawah, dan ia pun melihat sesosok putri cantik yang kesepian.
Bersinar bagaikan gugus orion di tengah kelamnya galaksi.
Ia pun jatuh hati.
Dilepaskannya genggaman itu. Sewujud nyawa yang terbentuk atas cinta dan percaya.
Kesatria melesat menuju kehancuran.
Sementara sang bintang mendarat turun untuk dapatkan sang putri.
Kesatria yang malang.
Sebagai balasannya, di langit kutub dilukiskan aurora.
Untuk mengenang kehalusan dan ketulusan hati kesatria.

Kamis, 22 Agustus 2013

semoga tidak kamu lagi

Ada rasa sedih saat melihatmu bahagia..
Bukan karena aku tidak ingin kamu bahagia, melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu..

 Itu menyakitkan, seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar.
Mungkin ini waktu untuk aku terpuruk, supaya aku dapat melihat Tuhan memakai kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan, sehingga doa dapat melahirkan semangat dan kemudian buatku bangkit.

Namun ketahuilah , sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu, ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu , mengelilingi tubuhku dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku.

Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku, itu karena aku mampu terima kamu apa adanya.

Aku meminta ampun kepada Tuhan, sebab aku pernah berharap kalau suatu saat, ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu, aku ingin tak pernah lagi menginjak bumi.
Sebab hidup jadi terasa bagaikan dinding yang dingin.

Aku harus menjadi paku, sebab kamu bagai lukisan dan cinta itu palunya.
Memukul aku, memukul aku dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat.

Pada akhirnya, semoga, tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas.